Apakah kuliah itu penting?

Apakah kuliah itu penting?

Ketika berbicara tentang pendidikan, maka tidak akan lepas dari jenjang pendidikan di perguruan tinggi. Namun, jika pendidikan di perguruan tinggi dihubungkan dengan kesuksesan, apakah keduanya memiliki hasil yang berbanding lurus?.

Dengan kata lain, apakah kuliah itu penting untuk menunjang kesuksesan seseorang?. Apakah bisa menjadi tolak ukur kesuksesan dimasa mendatang?.

Saya sering mendengar pernyataan dari teman-teman, yang mengatakan bahwa kuliah itu tidak penting dan tidak menjamin kesuksesan seseorang.

Adapun sebagian teman yang mengatakan sebaliknya, bahwa kuliah itu sangatlah penting untuk menunjang karir dimasa mendatang sesuai dengan passion kita.

Pada kesempatan kali ini saya akan mengemukakan pendapat saya pribadi tentang apakah kuliah itu penting atau tidak?.

Sebenarnya saya setuju dengan kedua pernyataan tersebut, kenapa bisa begitu, apa alasannya?

Kenapa kuliah itu tidak penting?

Sejak kecil kita selalu berkutat dengan pendidikan formal, dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA, kemudian dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Yang saya tanyakan, apakah pendidikan yang kita tempuh itu telah mencerminkan diri kita yang sebenarnya?, apakah sudah sesuai dengan minat, kemampuan, dan cita-cita kita?.

Masih banyak orang yang mendewakan gelar dibelakang namanya seperti S.Pd, S.H, S.E. Saya yakin dilingkungan kita juga demikian, seakan-akan seorang sarjana lebih pintar dan lebih ahli daripada yang hanya lulusan pendidikan SMA atau yang lebih rendah.

Padahal hakekat dari belajar mengatakan bahwa pengetahuan dan ilmu itu bisa didapat dimana saja dan kapan saja, tidak harus menempuh pendidikan formal seperti kuliah dengan mendapatkan tanda kelulusan berupa selembar kertas yang kita sebut ijazah.

Taukah kita, pengalaman dilapangan kadang lebih berharga nilainya dibanding dengan setumpuk teori-teori didalam kelas.

Selain itu, apakah kita pernah bertanya berapa banyak sarjana yang menganggur saat ini?. tidaklah sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa sarjana bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan seseorang.

Saya juga pernah berfikir, banyak sekali mahasiswa dan sarjana yang memilih untuk memiliki mental pekerja/karyawan. Apakah itu salah, tentu saja tidak salah. Tetapi bagi sebagian orang pekerjaan yang monoton, jam kerja dari pukul 08.00 sampai 05.00 sore itu sangat membosankan.

Kenapa tidak menjadi bos bagi diri sendiri saja?, benar, memilih untuk menjadi seorang wirausaha. yang memiliki kebebasan waktu dan juga akan menciptakan peluang kerja.

Bob Sadino: "Ingin kaya? berhentilah sekolah atau kuliah sekarang juga, mulailah bertindak, karena ilmu dilapangan lebih penting daripada ilmu disekolahan atau kuliah."

Pendapat pengusaha Bob Sadino juga didukung oleh beberapa fakta bahwa ada beberapa orang sukses dan masuk jajaran orang terkaya di dunia yang tidak lulus kuliah, bahkan drop out (DO).

Orang tersebut tidak lain adalah Bill Gates (Pendiri Microsoft) dan Mark Zuckerberg (Pendiri Facebook). Mereka memilih mengejar mimpinya, meskipun itu berarti memberikan fokus yang ekstra hingga akhirnya di drop out dari Harvard University.

Kenapa kuliah itu penting?

Nah, setelah melihat dari sudut pandang kenapa kuliah tidak penting, sekarang kita melihat dari sudut kenapa kuliah itu penting.

Mengutip dari Investopedia, "Millionaires Have High-Paying Jobs. It certainly doesn't hurt to be gainfully employed, but half of all millionaires are self-employed or own a business. It does help to have a college degree, as about 80% are college graduates, though only 18% have master's degrees."

Sebuah fakta bahwa millionare kelas dunia 80% adalah lulusan kuliah.

Saya merasa bahwa mereka kuliah tidak hanya sekedar untuk lulus dan bekerja di perusahaan yang mereka impikan. Tetapi memandang kuliah sebagai salah satu cara tercepat untuk belajar dari pengalaman orang lain.

Misalnya ketika kita diajari dosen bagaimana untuk melakukan suatu hal dengan benar dan cepat, tidak boleh ini tidak boleh begitu, hati-hati untuk hal ini, kalau begini biasanya begini. Hal ini tentunya lebih cepat daripada belajar sendiri atau otodidak.

Seperti ungkapan "A Wise Man Learns by the Mistakes of Others, a Fool by His Own". Orang bijak belajar dari kesalahan orang lain, sedangkan orang bodoh belajar dari kesalahan sendiri.

Makna kesuksesan kadang juga tidak diukur dengan banyaknya uang yang dimiliki melainkan seberapa besar kita bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan disekitaranya.

Misalnya adalah seorang guru, sebagian memiliki niat yang tulus demi sebuah pengabdian untuk mencerdaskan anak didiknya. Tentunya mereka harus kuliah, kebutuhan yang mutlak untuk belajar metode mengajar yang baik, efektif, dan efisien, serta mendapatkan ijazah.

Beberapa pekerjaan yang membutuhkan ijazah sarjana selain guru adalah dokter dan pegawai pemerintahan.

Meskipun ijazah bisa menjadi standar nasional penilaian kemampuan kita, saya kurang sependapat bahwa ijazah adalah segala-galanya.

Saya merasa ada banyak faktor kenapa saya bisa mendapatkan sebuah ijazah, salah satunya karena saya memiliki biaya untuk kuliah, terus bagaimana mereka yang tidak memiliki biaya untuk kuliah tapi memiliki skill dibidang tersebut diatas rata-rata?.

Begitu dilema melihat banyak orang melihat kualitas seseorang dari lulusan pendidikan formalnya (akademik).

Pak Mario Teguh juga pernah mengatakan: "Berhati-hatilah dengan orang yang membanggakan keberhasilannya walaupun dia berpendidikan rendah. Itu tidak boleh dijadikan dalil. Pendidikan itu penting. Buktinya, dengan pendidikan yang sedikit saja, dia bisa berhasil, apalagi jika terdidik dengan lebih baik. Bukankah kita dianjurkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri cina?. Dengan ilmu, segala sesuatu bisa mencapai kualitas tertinggi." (dikutip dari peoplehope)

Pernyataan Pak Mario Teguh didukung dengan kesuksesan Pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin, yang termasuk kedalam jajaran orang terkaya didunia yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Bahkan Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin saat masih mahasiswa Ph.D. di Universitas Stanford, dengan misinya untuk "mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang".

Sedangkan dari indonesia kita juga mengenal Merry Riana, seorang pengusaha, penulis, dan motivator sukses yang pernah menyelesaikan studinya di singapura. Setelah lulus dari sekolah bisnis di Univeristas Nasional Singapura ia mampu menghasilkan S$ 1.000.000 diumur 26 tahun.

Kesimpulan:

Dari kedua sudut pandang yang bebeda diatas, ada beberapa hal yang bisa kita ambil pelajarannya.

1. Kuliah menjadi hal yang sangat penting jika melihat dari berlakunya stardar atau tolak ukur penilaian kemampuan berdasarkan ijazah, dan sebagai syarat untuk beberapa pekerjaan, seperti guru dan dokter.

2. Keberhasilan/kesuksesan juga didapat dari visi, misi, dan motivasi yang luar biasa, serta passion yang kuat. Hal ini terlihat dari tidak sedikitnya orang yang sukses meskipun tidak memiliki riwayat pendidikan yang tinggi.

3. Yang menjadi faktor utama kesuksesan seseorang adalah kemauan diri untuk belajar dan bertindak, belajar dari kesalahan orang lain (teori dibangku kuliah atau bukan) dan kesalahan diri sendiri (trial n error).

4. Jangan berfikir terlalu panjang (teori), karena akan menjadikan kita merasa takut untuk praktek. Namun juga bukan berarti menjadi alibi untuk bertindak tanpa berfikir. Teori tanpa praktek adalah omong kosong, praktek tanpa teori adalah trial and error.

5. Dari beberapa orang sukses yang telah disebutkan diatas, mereka memiliki sebuah kesamaan, yaitu sama-sama menyukai apa yang sedang mereka kerjakan.

Diluar dari pembahasan tentang penting tidaknya kuliah, bagaimana kalau kita dihadapkan pertanyaan "lebih baik kuliah atau kerja saja"?.

Pertanyaan diatas sering saya dengar dari teman-teman saya, karena mereka menganggap kuliah dan kerja itu sama pentingnya, namun masih bingung untuk mempriotitaskan yang mana.

Dan jawaban dari pertanyaan tersebut dari saya adalah tergantung dari diri kita sendiri, kita harus mampu melihat kondisi kita saat itu, Apakah kita lebih baik mendahulukan kuliah, kerja, atau kuliah sambil kerja.

Intinya kuliah/belajar formal dan kerja sama pentingnya, meskipun belajar bisa dilakukan dimana saja. Bahkan saat kita kerja kita bisa belajar dari pekerjaan kita.

No comments:

Post a Comment